By. Masykur A. Baddal - Mengulas sisi unik dari kehidupan para penguasa
Mesir kuno, yang terkenal dengan julukan Fir’aun atau Pharaoh, memang
tiada habisnya. Maklum hanya sedikit ilmuan dunia, yang betul-betul
mendalami spesialisasi tentang kedigdayaan Fir’aun masa lalu. Di samping
itu, informasi menyangkut peninggalan Fir’aun serta hal-hal lainnya,
sangat dijaga kerahasiaannya oleh pemerintah Mesir sendiri.
Artikel Kompas Sains tanggal 6/1/2014, dengan judul yang sangat menggelitik, “Mengapa Raja Tut Dimumifikasi dengan Kelamin Berdiri? “ seolah membawa penulis kembali ke alam ingatan, ke lokasi dimana mummi Tut Ankh Amun dan berbagai eksesoris megahnya disimpan dengan rapi, yaitu di Cairo Museum Al Tahrir Square Mesir.
Untuk dapat menyaksikan mummi Tut Ankh Amun atau Raja Tut secara langsung, bukanlah persoalan gampang. Pasalnya mummi yang satu ini sangat dirahasiakan keberadaannya. Disamping terus menjadi objek penelitian oleh para ahli terkemuka Mesir dan dunia. Namun, banyak juga aksesoris Raja Tut, yang terdiri dari berbagai logam mulia serta mutu manikam lainnya, dipamerkan untuk umum dalam ruangan khusus Tut Ankh Amun di Cairo Museum.
Siapa duga, ternyata kesempatan emas itu pun datang saat mendampingi keluarga istana dan beberapa pejabat tinggi RI, untuk berkunjung ke museum tersebut. Dengan dikawal oleh beberapa personil Pengawal Presiden Mesir, sehingga membuat perjalanan itu pun semakin gampang dan lancar. Saat rombongan yang lain masih terpaku menyaksikan mummi Fir’aun yang diyakini sebagai Fir’aun Musa. Seorang pengawal nyeletuk, apakah kalian tidak mau melihat Fir’aun King Tut? Penulis langsung menjawabnya, Okey. Namun sebagian rombongan yang lain kurang tertarik, mungkin mereka hanya mengenal dengan Fir’aunnya Musa saja.
Setelah menelusuri beberapa ruang berkelok dalam komplek Cairo Museum. Akhirnya, rombongan kecil yang terdiri empat orang personil itu pun tiba dalam sebuah rungan khusus, tempat penyimpanan mummi King Tut. Terlihat mummi King Tut tersimpan rapi dalam peti kaca, namun lekak lekuk tubunya masih bisa terlihat dengan kontras, yang ditutupi dengan kain mummi berwarna hitam kecoklat-coklatan.
Sekilas memang agak terlihat, jika di bagian organ intim mummi tersebut ada gundukan. Di saat penulis meminta informasi secara pribadi kepada penjaga disitu. Petugas itu menjawab dengan bahasa Arab sambil sedikit bercanda, ” Asyan Huwa Syabab … Syedidd” artinya “Karena dia meninggalnya masih muda dan strong”. King Tut melambangkan kekuatan abadi di masa pemerintahannya, sambung petugas itu. Sang Petugas lalu menunjukkan sebuah lempengan logam mulia (emas), yang sedianya dipasang di organ intimnya sebagai proteksi, persis seperti proteksi organ vital dalam kegiatan olahraga modern masa kini.
Diketahui, Fir’aun yang paling Terkenal sepanjang sejarah yaitu Fir’aun Tut Ankh Amun. Dia adalah Fir’aun ke-12 dari dinasti Eighteenth Mesir. Dia memerintah dari tahun 1334-1323 SM, yang dikenal sebagai era Kerajaan Baru.
Tut Ankh Amun memulai pemerintahannya pada usia 9 tahun, dan merupakan raja mesir kuno termuda sepanjang sejarah mesir. Meskipun demikian, Tutankhamun merupakan Fir’aun yang paling terkenal dari Fir’aun-fir’aun yang menguasai mesir sebelumnya. Dan satu-satunya yang memiliki julukan dalam budaya populer sebagai (”King Tut”).
Beberapa ilmuwan berpendapat, raja yang masih berusia 19 tahun ini tewas karena jatuh dari kereta kudanya. Ada juga yang berpendapat bahwa ia sebenarnya dibunuh. Namun terakhir diketahui, hal lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut. Hal ini diketahui berdasarkan tes DNA,” kata Dr. Zahi Hawass direktur Museum Cairo. Namun ada pula yang mengatakan, jika Tut Ankh Amun menderita penyakit yang amat langka, sehingga membuatnya meninggal pada usia amat muda, dan tidak meninggalkan seorang ahli waris pun.
Salam
Artikel Kompas Sains tanggal 6/1/2014, dengan judul yang sangat menggelitik, “Mengapa Raja Tut Dimumifikasi dengan Kelamin Berdiri? “ seolah membawa penulis kembali ke alam ingatan, ke lokasi dimana mummi Tut Ankh Amun dan berbagai eksesoris megahnya disimpan dengan rapi, yaitu di Cairo Museum Al Tahrir Square Mesir.
Untuk dapat menyaksikan mummi Tut Ankh Amun atau Raja Tut secara langsung, bukanlah persoalan gampang. Pasalnya mummi yang satu ini sangat dirahasiakan keberadaannya. Disamping terus menjadi objek penelitian oleh para ahli terkemuka Mesir dan dunia. Namun, banyak juga aksesoris Raja Tut, yang terdiri dari berbagai logam mulia serta mutu manikam lainnya, dipamerkan untuk umum dalam ruangan khusus Tut Ankh Amun di Cairo Museum.
Siapa duga, ternyata kesempatan emas itu pun datang saat mendampingi keluarga istana dan beberapa pejabat tinggi RI, untuk berkunjung ke museum tersebut. Dengan dikawal oleh beberapa personil Pengawal Presiden Mesir, sehingga membuat perjalanan itu pun semakin gampang dan lancar. Saat rombongan yang lain masih terpaku menyaksikan mummi Fir’aun yang diyakini sebagai Fir’aun Musa. Seorang pengawal nyeletuk, apakah kalian tidak mau melihat Fir’aun King Tut? Penulis langsung menjawabnya, Okey. Namun sebagian rombongan yang lain kurang tertarik, mungkin mereka hanya mengenal dengan Fir’aunnya Musa saja.
Setelah menelusuri beberapa ruang berkelok dalam komplek Cairo Museum. Akhirnya, rombongan kecil yang terdiri empat orang personil itu pun tiba dalam sebuah rungan khusus, tempat penyimpanan mummi King Tut. Terlihat mummi King Tut tersimpan rapi dalam peti kaca, namun lekak lekuk tubunya masih bisa terlihat dengan kontras, yang ditutupi dengan kain mummi berwarna hitam kecoklat-coklatan.
Sekilas memang agak terlihat, jika di bagian organ intim mummi tersebut ada gundukan. Di saat penulis meminta informasi secara pribadi kepada penjaga disitu. Petugas itu menjawab dengan bahasa Arab sambil sedikit bercanda, ” Asyan Huwa Syabab … Syedidd” artinya “Karena dia meninggalnya masih muda dan strong”. King Tut melambangkan kekuatan abadi di masa pemerintahannya, sambung petugas itu. Sang Petugas lalu menunjukkan sebuah lempengan logam mulia (emas), yang sedianya dipasang di organ intimnya sebagai proteksi, persis seperti proteksi organ vital dalam kegiatan olahraga modern masa kini.
Diketahui, Fir’aun yang paling Terkenal sepanjang sejarah yaitu Fir’aun Tut Ankh Amun. Dia adalah Fir’aun ke-12 dari dinasti Eighteenth Mesir. Dia memerintah dari tahun 1334-1323 SM, yang dikenal sebagai era Kerajaan Baru.
Tut Ankh Amun memulai pemerintahannya pada usia 9 tahun, dan merupakan raja mesir kuno termuda sepanjang sejarah mesir. Meskipun demikian, Tutankhamun merupakan Fir’aun yang paling terkenal dari Fir’aun-fir’aun yang menguasai mesir sebelumnya. Dan satu-satunya yang memiliki julukan dalam budaya populer sebagai (”King Tut”).
Beberapa ilmuwan berpendapat, raja yang masih berusia 19 tahun ini tewas karena jatuh dari kereta kudanya. Ada juga yang berpendapat bahwa ia sebenarnya dibunuh. Namun terakhir diketahui, hal lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut. Hal ini diketahui berdasarkan tes DNA,” kata Dr. Zahi Hawass direktur Museum Cairo. Namun ada pula yang mengatakan, jika Tut Ankh Amun menderita penyakit yang amat langka, sehingga membuatnya meninggal pada usia amat muda, dan tidak meninggalkan seorang ahli waris pun.
Salam